Translate

Senin, 03 Oktober 2016

5 Cara Mengejan yang Baik Saat Melahirkan

Sekarang ini masih banyak seorang wanita yang lebih memilih melakukan proses persalinan dengan operasi caesar jika dibandingkan dengan persalinan normal, walaupun mereka masih bisa untuk melahirkan dengan normal. Idealnya jika tidak terdapat bahaya yang dapat mengancam keselamatan bayi dan ibu, proses persalinan ini dapat dilakukan secara normal. Pemilihan operasi caesar disebabkan oleh perasaan takut yang mereka alami terhadap rasa sakit yang akan dirasakan ketika melahirkan, atau disebabkan tidak kuat ketika harus mengejan. Namun biasanya tidak kuat ketika mengejan hanya dialamibeberapa wanita hamil yang mempunyai riwayat penyakit pada saluran pernafasan. Namun jika anda tidak memiliki masalah pada pernafasan tapi pada saat mengejan mengalami kesulitan, kemungkinan besar anda salah dalam menerapkan cara dalam mengejan. (Artikel menarik lainnya: Tanda akan melahirkan)
Mengejan pada saat yang kurang tepat dapat beresiko terkena udem portio atau terjadi pembengkakan pada rahim. Pembengkakan ini dapat terjadi disebabkan oleh bibir kemaluan tersebut terlalu banyak mengalami dorongan, sementara itu anda belum siap dalam menerima tekanan yang begitu kuat. Jika pembengkakan tersebut telah terjadi, dengan begitu jalan lahir bayi secara normal telah tertutup. Hal ini mangakibatkan anda harus mengambil proses persalinan secara caesar. Pada dasarnya cara mengejan ketika akan melahirkan tidak berbeda dengan mengejan ketika akan buang air besar. Namun karena prosesnya yang berbeda dan lebih lama serta memerlukan tenaga yang sangat besar. Mengejan sendiri merupakan tahapan ketika terjadi pembukaan atau pun dilatasi mulut rahim yang mencapai puncaknya. Ketika itu konsentrasi menjadi semakin kuat juga secara insting anda juga dapat merasakan dorongan yang sangat kuat untuk bisa mengejan.
Dengan mengikuti cara mengejan yang baik anda tidak perlu membuang tenaga dengan sia-sia. Berikut caranya:
1.    Buka mata anda ketika mengejan. Mengejan sangat membutuhkan banyak tenaga yang kuat, juga koordinasi dengan semua otot di dalam tubuh, termasuk mata anda. Maka ada baiknya buatlah mata anda supaya tetap terbuka ketika anda sedang mengejan. Tekanan pada otot yang terlampau kuat serta keadaan mata anda yang tertutup dapat menyebabkan pembuluh darah pada mata pecah. Akibat dari hal tersebut mata anda akan berubah menjadi merah hingga beberapa hari kedepan setelah melahirkan.
2.    Mulai mengejan ketika di perintah oleh dokter. Karena tidak kuasa menahan sakit dan kebanyakan ingin prosesnya segera selesai banyak wanita hamil berusaha mengejan dengan secepatnya. Padahal mengejan tersebut ada kalanya harus menunggu waktu yang pas. Mengejanlah ketika diperintah oleh dokter. 3.    Tidak berteriak. Banyak wanita hamil yang beranggapan dengan berteriak dapat membantu anda dalam melegakan perasaan dan juga mengurangi rasa nyeri yang dialami. Namun anggapan ini tidak selamanya benar, sebab dengan berteriak justru akan membuat anda merasa cepat lelah. Rasa lelah yang anda alami akan membuat tenaga anda untuk mengejan menjadi habis, dengan begitu proses persalinan yang dialami akan terasa sangat lama serta akan terasa lebih sakit.
4.    Buka mulut anda ketika mengejan. Hal ini sama dengan mengejan ketika akan buang air besar, anda pasti membuka mulut walaupun hanya sedikit. Seharusnya ini juga anda lakukan ketika akan melahirkan. Bukalah mulut sesering mungkin juga semampu anda. Ini juga harus dilakukan agar dapat menambah oksigen yang langsung masuk pada mulut yang kemudian nafas anda terasa lebih panjang.
5.    Ketika anda melakukan proses persalinan sebaiknya anda tidak mengangkat bokong anda. Banyak para ahli yang menyarankan agar menggunakan posisi dengan setengah duduk. Cara seperti ini dinilai sangat efektif juga memperbesar dorongan ketika akan mengeluarkan bayi. Pada saat anda melahirkan sebaiknya anda tidak mengangkat bokong anda. pada saat anda mengejan dengan sangat kuat, dan kemudian mengangkat bokong anda, hal ini dapat menimbulkan luka sobekan hingga mencapai anus.Editor:Gilang Ramadhan.

Minggu, 02 Oktober 2016

Welcome,Klinik Mitha blog: PENGERTIAN HIV DAN AIDS

Welcome,Klinik Mitha blog: PENGERTIAN HIV DAN AIDS: Pengertian HIV Dan AIDS HIV adalah singkatan dari  Human Immunodeficiency Virus.  Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahk...

PENGERTIAN HIV DAN AIDS

Pengertian HIV Dan AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.

HIV belum bisa disembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini juga akan membuat penderitanya hidup lebih lama, sehingga bisa menjalani hidup dengan normal.
Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

HIV/AIDS di Indonesia

Di Indonesia, sejak pertama kali ditemukannya infeksi HIV pada tahun 1987 HIV tersebar di 368 dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi. Pulau Bali adalah provinsi pertama tempat ditemukannya infeksi HIV/AIDS di Indonesia.
Menurut UNAIDS, di Indonesia ada sekitar 690 ribu orang pengidap HIV sampai tahun 2015. Dari jumlah tersebut, setengah persennya berusia antara 15 hingga 49 tahun. Wanita usia 15 tahun ke atas yang hidup dengan kondisi HIV sekitar 250 ribu jiwa. Angka kematian akibat AIDS mencapai 35 ribu orang. Dengan demikian terdapat anak-anak yatim piatu akibat kematian orang tua karena AIDS berjumlah 110.000 anak.

Penyebaran HIV

HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urine.
Di Indonesia faktor penyebab dan penyebaran virus HIV/AIDS terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman dan bergantian jarum suntik saat menggunakan narkotika.
Berikut ini adalah beberapa cara penyebaran HIV lainnya:
§  Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui.
§  Melalui seks oral.
§  Pemakaian alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian.
§  Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
§  Memakai jarum, suntikan, dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya.

Tes Infeksi HIV

Jika Anda merasa memiliki risiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes HIV yang disertai konseling. Segeralah mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat (klinik VCT) untuk tes HIV. Dengan tes ini akan diketahui hasil diagnosis HIV pada tubuh Anda.
Layanan tes HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela). Tes ini bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan tes, konseling diberikan terlebih dahulu. Konseling bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dan juga pola hidup keseharian. Setelah tahap ini, dibahaslah cara menghadapi hasil tes HIV jika terbukti positif.
Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam sampel darah. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman atau bakteri tertentu. Tes HIV mungkin akan diulang satu hingga tiga bulan setelah seseorang melakukan aktivitas yang dicurigai bisa membuatnya tertular virus HIV.
Ada beberapa tempat untuk melakukan tes HIV. Anda bisa menanyakan pada rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat. Di Indonesia, terdapat beberapa yayasan dan organisasi yang fokus untuk urusan HIV/AIDS, di antaranya:
§  Komunitas AIDS Indonesia
§  ODHA Indonesia
§  Himpunan Abiasa
§  Yayasan Spiritia
§  Yayasan Orbit
§  Yayasan AIDS Indonesia
Sedangkan lembaga pemerintah yang dibentuk khusus untuk menangani HIV/AIDS adalah Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN).
Jika hasilnya positif, Anda akan dirujuk menuju klinik atau rumah sakit spesialis HIV. Beberapa tes darah lainnya mungkin akan diperlukan. Tes ini untuk memperlihatkan dampak dari HIV kepada sistem kekebalan Anda. Anda juga bisa membicarakan tentang pilihan penanganan yang bisa dilakukan.

Langkah Pengobatan Bagi Penderita HIV

Meski belum ada obat untuk sepenuhnya menghilangkan HIV, tapi langkah pengobatan HIV yang ada pada saat ini cukup efektif. Pengobatan yang dilakukan bisa memperpanjang usia hidup penderita HIV dan mereka bisa menjalani pola hidup yang sehat.
Terdapat obat-obatan yang dikenal dengan nama antiretroviral (ARV) yang berfungsi menghambat virus dalam merusak sistem kekebalan tubuh. Obat-obatan tersebut diberikan dalam bentuk tablet yang dikonsumsi setiap hari. Anda akan disarankan melakukan pola hidup sehat. Misalnya makanan sehat, tidak merokok, mendapatkan vaksin flu tahunan, dan vaksin pneumokokus lima tahunan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terkena penyakit berbahaya.
Tanpa pengobatan, orang dengan sistem kekebalan yang terserang HIV akan menurun drastis. Dan mereka cenderung menderita penyakit yang membahayakan nyawa seperti kanker. Hal ini dikenal sebagai HIV stadium akhir atau AIDS.

Cara Pencegahan HIV

Cara terbaik untuk mencegah HIV adalah dengan melakukan hubungan seks secara aman, dan tidak pernah berbagi jarum, dan peralatan menyuntik apa pun. Semua yang pernah berhubungan seks tanpa kondom dan berbagi jarum atau suntikan, lebih berisiko untuk terinfeksi HIV.Editor:Gilang Ramadhan.

Welcome,Klinik Mitha blog: 15 Penyebab Kanker Payudara Yang Perlu Diwaspadai

Welcome,Klinik Mitha blog: 15 Penyebab Kanker Payudara Yang Perlu Diwaspadai: Pada dasarnya belum dapat dipastikan bahwa seorang wanita dapat mengembangkan penyebab kanker payudara dalam dirinya atau tidak. Namun ada ...

15 Penyebab Kanker Payudara Yang Perlu Diwaspadai

Pada dasarnya belum dapat dipastikan bahwa seorang wanita dapat mengembangkan penyebab kanker payudara dalam dirinya atau tidak. Namun ada beberapa penyebab yang mempengaruhi kemungkinan berkembangnya kanker payudara. Beberapa faktor penyebab kanker payudara ini ada yang tidak dapat di ubah dan beberapa faktor lainnya dapat diubah untuk mencegah timbulnya kanker payudara ini. Berikut ini penyebab umum kanker payudara yang perlu para wanita ketahui :
Penyebab Kanker Payudara dari Faktor Genetik
Sedikitnya ada 8 faktor genetik yang menjadi penyebab kanker payudara yang wajib anda waspadai, beberapa diantaranya memang tidak dapat dicegah.
1. Jenis Kelamin
Faktor genetik yang satu ini sudah tentu tidak asing lagi, Betul.. Wanita 100 kali lebih berisiko terkena kanker payudara dibandingkan dengan pria.
2. Usia Senja
Kanker payudara dapat timbul seiring dengan meningkat dengan usia. Sekitar 8 dari 10 kasus kanker payudara terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun dan kondisi ini paling banyak menyerang para wanita yang telah mengalami menopause ((NHS.uk, Breast Cancer Female-Causes, diakses 04 November 2014)). Di Inggris, wanita yang berusia sekitar 50 sampai 70 tahun, melakukan skrining setiap 3 tahun sekali yang dilakukan oleh NHS Breast Screening Programme.

3. Riwayat Dalam Keluarga

Di dalam keluarga yang di dalamnya terdapat kerabat dekat yang menderita kanker payudara atau kanker ovarium, kemungkinan besar terkena kanker payudara ini menjadi lebih tinggi.
Beberapa kasus kanker payudara tidak mengalami herediter atau diturunkan dalam keluarga, namun gen tertentu dapat meningkatkan resiko kanker payudara.
Lakukan skrining genetik kanker payudara, jika ditemui kerabat dekat seperti ibu kandung, saudara perempuan atau anak, yang telah menderita kanker payudara di bawah usia 50 tahun. Konsultasikan hal ini sebelumnya pada tenaga medis yang berwenang.
4. Ras
Masalah ras mungkin perlu menjadi pertimbangan, dari data yang dihimpun dari National Breast Cancer wanita “Bule” lebih banyak terkena jenis kanker payudara.
5. Riwayat kesehatan pribadi
Jika anda telah terdiagnosis terkena kanker payudara pada salah satu bagian payudara, maka kemungkinan besar faktor risiko akan meningkat pada payudara yang lain. Risiko juga sangat tinggi jika sebelumnya telah terdeteksi sel sel abnormal di sekitar payudara.
6. Masa Menstruasi & Reproduksi
Jika anda telah mengalami menstruasi dini pada usia kurang dari 12 tahun dan manepause terlambat (lebih dari 55 tahun) kemungkinan lebih tinggi terkena risiko kanker payudara. Faktor lain adalah tidak memiliki anak dan melahirkan di usia yang cukup tua menjadikan risiko terkena kanker payudara lebih besar.
7. Perubahan Gen
Perubahan gen BRCA1 dan BRCA2 merupakan salah satu yang memicu terjadinya kanker payudara. Perubahan gen ini dapat diketahui dengan mengambil salah satu tes genetik. Tes genetik sangat dianjurkan jika dalam keluarga terdapat penderita kanker payudara.
8. Kepadatan Payudara
Wanita memiliki payudara yang di dalamnya terdapat jaringan kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus).  Jaringan payudara yang padat mengandung sel-sel payudara yang lebih tinggi dan memungkinkan terjadinya kanker payudara karena lebih banyak sel-sel yang dapat menjadi kanker. Pemeriksaan jaringan payudara dengan mammogram (scan payudara) juga sulit untuk mendeteksi keberadaan jaringan abnormal.
Penyebab kanker payudara dari faktor genetik ini diantaranya tidak dapat dicegah, beberapa diantaranya adalah :
·         Usia
·         Ras
Editor:Gilang Ramadhan

Pengertian Kanker Payudara

Payudara terbentuk dari lemak, jaringan ikat, dan ribuan lobulus (kelenjar kecil penghasil air susu). Saat seorang wanita melahirkan, Air Susu Ibu (ASI) akan dikirim ke puting melalui saluran kecil saat menyusui.

Sel-sel dalam tubuh kita biasanya tumbuh dan berkembang biak secara teratur. Sel-sel baru hanya terbentuk saat dibutuhkan. Tetapi proses dalam tubuh pengidap kanker akan berbeda.
Proses tersebut akan berjalan secara tidak wajar sehingga pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel menjadi tidak terkendali. Sel-sel abnormal tersebut juga bisa menyebar ke bagian-bagian tubuh lain melalui aliran darah. Inilah yang disebut kanker yang mengalami metastasis.
Jika terdeteksi pada stadium awal, kanker dapat diobati sebelum menyebar ke bagian lain tubuh. Gejala awal kanker payudara adalah benjolan atau penebalan pada jaringan kulit payudara. Tetapi sebagian besar benjolan belum tentu menandakan kanker.
Penderita Kanker Payudara di Indonesia
Kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai sekitar 40 kasus setiap 100.000 penduduk pada tahun 2012, menurut data di organisasi kesehatan dunia (WHO). Dibandingkan dengan negara tetangga kita, Malaysia, kanker payudara di Indonesia lebih banyak diderita oleh wanita usia muda dan pada tahap yang lebih lanjut.
Kanker payudara tidak hanya menyerang kaum wanita tapi juga pria walaupun jarang.
Apa saja Jenis Kanker Payudara?
Dua di antara tiga wanita yang mengidap kanker payudara berusia di atas 50 tahun. Saat Anda menyadari adanya gejala kanker payudara, Anda dianjurkan untuk segera mengonsultasikannya ke dokter. Setelah pemeriksaan, dokter biasanya merujuk Anda ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan diagnosis.
Kanker payudara umumnya terbagi dalam dua kategori, yaitu non-invasif dan invasif. Penjelasan lebih detailnya adalah sebagai berikut:
Kanker payudara invasif
Bentuk paling umum dari kanker payudara invasif adalah kanker payudara duktal invasif yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara. Kata invasif berarti kanker ini dapat menyebar di luar payudara. Sekitar 80 persen dari semua kasus kanker payudara invasif merupakan jenis semacam ini.
Jenis kanker payudara invasif lain meliputi:
§  Kanker payudara lobular invasif. Penyakit ini berkembang pada kelenjar penghasil susu yang disebut lobulus.
§  Kanker payudara terinflamasi.
§  Kanker Paget pada payudara.
Jenis-jenis kanker ini juga dikenal sebagai kanker payudara sekunder atau metastasis. Jenis ini dapat menyebar ke bagian lain tubuh. Penyebarannya biasanya melalui kelenjar getah bening (kelenjar kecil yang menyaring bakteri dari tubuh) atau aliran darah.
Kanker payudara non-invasif
Bentuk kanker non-invasif biasanya ditemukan melalui mamografi karena jarang menimbulkan benjolan. Jenis ini juga sering disebut pra kanker. Tipe yang paling umum dari kanker ini adalah duktal karsinoma in situ. Jenis kanker payudara ini bersifat jinak dan ditemukan dalam saluran (duktus) payudara, serta belum menyebar.
Pemeriksaan Payudara dan Genetika
Penyebab kanker payudara yang utama belum diketahui. Karena itu, pencegahansepenuhnya untuk kanker payudara juga sulit ditentukan. Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker, misalnya usia dan riwayat kesehatan keluarga.
Pemeriksaan payudara dan genetika dianjurkan untuk wanita dengan kemungkinan terkena kanker payudara melebihi rata-rata. Risiko kanker payudara meningkat seiring usia, maka wanita berusia 50-70 tahun dianjurkan memeriksakan diri setiap tiga tahun sekali. Wanita berusia 70 tahun ke atas juga dianjurkan untuk memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter.
Langkah-langkah Pengobatan Kanker Payudara
Satu dari sembilan orang wanita akan terkena kanker payudara selama masa hidup mereka. Kanker yang terdeteksi pada tahap awal memiliki peluang untuk sembuh melaluilangkah-langkah pengobatan. Karena itu, sangat penting bagi seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara secara rutin.
Kanker payudara dapat diobati dengan kombinasi operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Beberapa kasus kanker payudara juga dapat ditangani melalui terapi biologis atau hormon. Selama masa pengobatan dan pemulihan, dukungan dari orang lain (terutama keluarga serta teman dekat) bagi penderita kanker payudara sangatlah penting.
Editor.Gilang Ramadha

Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual.

Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi pendarahan, belum berarti Anda menderita kanker serviks. Untuk memastikan penyebab kondisi Anda, segera tanyakan kepada dokter. Jika dicurigai terdapat kanker serviks, rujukan menemui dokter spesialis akan diberikan.

Penderita Kanker Serviks di Indonesia

Pada tahun 2014, WHO menyatakan terdapat lebih dari 92 ribu kasus kematian pada penduduk wanita akibat penyakit kanker. Sebesar 10,3 persennya merupakan jumlah kematian akibat kanker serviks. Sedangkan jumlah kasus baru kanker serviks berjumlah hampir 21 ribu.
Sejak tahun 2000 hingga tahun 2012, semakin muda usia wanita yang terserang kanker serviks, yaitu kisaran usia 21-22 tahun di tahun 2000 dan mencapai usia di bawah 20 tahun pada tahun 2012. Penelitian WHO menyingkapkan kurangnya tindakan skrining penyakit kanker di Indonesia. Khususnya untuk skrining kanker serviks yaitu sitologi serviks dan ulasan asam asetat, secara umum belum tersedia di pusat kesehatan primer pada tahun 2014. Ini ikut berpengaruh pada jumlah kematian kanker serviks di Indonesia yang tergolong tinggi karena sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis. Biasanya, kanker sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh ketika seseorang memeriksakan kondisinya. Inilah penyebab pengobatan yang dilakukan menjadi semakin sulit.
Human Papillomavirus sebagai Penyebab Utama Kanker Serviks
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. HPV adalah kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat kelamin. Ada banyak jenis HPV yang sebagian besar adalah virus yang tidak berbahaya. Tapi ada beberapa jenis HPV yang mengganggu sel-sel leher rahim untuk bisa berfungsi secara normal dan akhirnya bisa memicu kanker. HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi penyebab munculnya kanker serviks.
Dari banyaknya jenis HPV, ada dua jenis virus HPV yang paling berbahaya, yaitu HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis virus ini yang menyebabkan 70 persen kasus kanker serviks. Banyak wanita tidak menyadari telah terinfeksi, karena HPV jenis ini tidak menimbulkan gejala. Penting untuk menyadari bahwa infeksi ini sering terjadi, meski banyak wanita yang terinfeksi tidak mengalami kanker.
Kondom bisa melindungi Anda dari HPV saat berhubungan seks, tapi tidak selalu sempurna dalam mencegah terjadinya infeksi. Saat terinfeksi HPV, sistem kekebalan tubuh wanita mencegah virus untuk melukai rahim, tapi pada sebagian wanita, virus HPV bisa bertahan selama bertahun-tahun. Hal ini mengakibatkan sel-sel yang berada di permukaan leher rahim berubah menjadi sel kanker.
Vaksin untuk mencegah infeksi HPV yang berisiko menyebabkan kanker sudah tersedia. Vaksinasi HPV yang saat ini ada adalah vaksin bivalen untuk HPV 16 dan 18; vaksin kuadrivalen untuk HPV 6, 11, 16 dan 18; atau vaksin nonavalen untuk 9 jenis HPV yaitu 4 jenis ditambah 31,33, 45, 52, dan 58.
Pentingnya Langkah Screening untuk Mendeteksi Kanker Serviks
Selama bertahun-tahun, sel-sel pada permukaan leher rahim mengalami banyak perubahan. Sel-sel ini bisa perlahan-lahan berubah menjadi kanker, tapi sebenarnya perubahan sel di leher rahim bisa dideteksi sejak dini. Pengobatan ketika sel-sel masih dalam tahap pra-kanker bisa dilakukan agar risiko terkena kanker serviks bisa berkurang.
Screening untuk kanker serviks juga dikenal dengan sebutan pap smear atau tes smear. Pap smear berguna untuk mendeteksi jika ada sel-sel abnormal yang berpotensi berubah menjadi sel kanker. Saat melakukan pap smear, sampel sel diambil dari leher rahim dan diperiksa di bawah mikroskop.
Screening serviks bukanlah tes untuk mendiagnosis kanker serviks. Tes ini berguna untuk memeriksa kesehatan sel-sel di leher rahim dan mendeteksi jika ada sel yang abnormal. Dengan deteksi dan pengangkatan sel-sel abnormal, kanker serviks dapat dicegah secara maksimal. Pada kebanyakan wanita, tes akan menunjukkan hasil yang normal. Tapi sekitar 5 persen tes menunjukkan adanya perubahan abnormal pada sel leher rahim.
Perubahan ini kebanyakan tidak berujung kepada kanker, dan sel-sel abnormal masih mungkin bisa kembali normal dengan sendirinya. Tapi, pada beberapa kasus tertentu, sel-sel yang bersifat abnormal perlu diangkat karena berpotensi berubah menjadi kanker.
Hasil tes smear yang abnormal tidak berarti seseorang menderita kanker serviks. Kebanyakan hasil abnormal disebabkan oleh infeksi atau adanya sel berisiko kanker yang bisa ditangani dengan mudah. Disarankan pada wanita yang telah aktif secara seksual dan berusia 25-49 tahun diperiksa setiap tiga tahun sekali. Sedangkan wanita berusia 50-64 tahun dapat diperiksa setiap lima tahun sekali. Hubungi dokter untuk mencari tahu lebih banyak tentang pemeriksaan ini.
Tingkat Stadium Menentukan Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks tergantung kepada beberapa faktor. Kanker serviks bisa diobati dengan cara operasi jika diagnosis dilakukan pada tingkat awal. Pada beberapa kasus, hanya serviks yang diangkat dan rahim bisa dibiarkan saja. Pada kondisi yang lebih serius, rahim perlu diangkat seluruhnya. Proses operasi untuk pengangkatan rahim disebut sebagai histerektomi.
Sedangkan prosedur radioterapi adalah langkah alternatif untuk kanker serviks stadium awal. Pada kasus tertentu, radioterapi juga bisa dijalankan berdampingan dengan operasi. Untuk kasus kanker serviks stadium lanjut, biasanya dirawat dengan metode kombinasi kemoterapi dan radioterapi. Beberapa penanganan bisa memiliki efek samping yang berat dan jangka panjang, termasuk di antaranya adalah menopause dini dan kemandulan.
Komplikasi Akibat Kanker Serviks
Komplikasi sering terjadi pada wanita yang menderita kanker serviks. Komplikasi bisa muncul sebagai akibat langsung dari kanker atau efek samping dari pengobatan yang dilakukan. Misalnya karena radioterapi, operasi, atau kemoterapi. Komplikasi dari kanker serviks adalah:
§  Komplikasi ringan: pendarahan kecil pada vagina dan/atau sering kencing.
§  Komplikasi berat: pendarahan yang parah dan bahkan gagal ginjal.
Harapan Hidup Penderita Kanker Serviks
Masa depan pengidap kanker serviks ditentukan oleh diagnosis stadium kanker serviks yang diterima. Stadium kanker serviks bertahap dari satu hingga empat, di mana stadium ini menggambarkan tingkat perkembangan dan penyebaran kanker. Angka harapan bertahan hidup setidaknya lima tahun setelah didiagnosis kanker serviks, dikelompokkan ke dalam status stadium:
§  Stadium 1 – 80-99 persen
§  Stadium 2 – 60-90 persen
§  Stadium 3 – 30-50 persen
§  Stadium 4 – 20 persen
Tidak ada satu cara khusus untuk melakukan pencegahan terhadap kanker serviks. Tapi masih ada beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena kanker ini.:Editor.Gilang Ramadham